مُتَّكِئِينَ
عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (٢٠)
"Mereka
bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan
bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (QS. At-Thur: 20)
حُورٌ
مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ (٧٢)
"(Bidadari-bidadari)
yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah." (QS. Ar-Rahman: 72)
فِيهِنَّ
خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (٧٠)
"Di
dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik."
(QS. Ar-Rahman: 70)
إِنَّا
أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (٣٥)فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (٣٦)عُرُبًا
أَتْرَابًا (٣٧)
"Sesungguhnya
kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung.[1] Dan kami jadikan mereka
gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya." (QS.
Al-Waqi'ah: 35-37)
Ibnu Abid
Dunya meriwayatkan dari Abul Hawari, dia berkata: Bidadari itu diciptakan
langsung (kun fayakun). Apabila telah sempurna peciptaan mereka maka
dipasanglah kemah-kemah atas mereka. Oleh karena itu Ibnul Qayyim berkata bahwa
kemah-kemah ini bukanlah ghuraf (kamar-kamar) atau qushur (istana-istana),
melainkan ia adalah tenda di taman-taman dan di atas sungai-sungai.
Nabi
Sholallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
1. Hadits
Abu Sa’id al-Khudri Rodiallohu 'anhu :
« إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً رَجُلٌ صَرَفَ
اللّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ قِبَلَ الْجَنَّةِ وَمَثَّلَ لَهُ شَجَرَةً ذَاتَ
ظِلٍّ فَقَالَ: أَيْ رَبِّ قَرِّبْنِي مِنْ هذِهِ الشَّجَرَةِ أَكُونُ فِي
ظِلِّهَا ». فَذَكَرَ الْحَدِيْثَ فِيْ دُخُوْلِهِ الْجَنَّةَ وَتًمًنٍّيْهِ إِلىَ
أَنْ قَالَ فِيْ آخِرِهِ.
“Sesungguhnya ahli surga yang
paling rendah tingkatannya adalah seseorang yang Allah palingkan wajahnya dari
neraka kearah surga, dan ditampakkan padanya satu pohon surga yang rindang.
Lalu orang itu berkata: Ya Allah dekatkanlah aku ke pohon itu agar aku bisa
berteduh di bawahnya.” Lalu Nabi Sholallohu 'alaihi wa sallam terus menyebutkan
angan-angan orang itu hingga akhirnya beliau bersabda:
« إِذَا
انْقَطَعَتْ بِهِ الأَمَانِيُّ قَالَ اللّهُ: هُوَ لَكَ وَعَشْرَةُ أَمْثَالِهِ.
قالَ: ثُمَّ يَدْخُلُ بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنَ الحُورِ
الْعِينِ فَيَقُولاَنِ : الْحَمْدُ للّهِ الَّذِي أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا
لَكَ. قَالَ: فَيَقُولُ: مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ ».
“Apabila
telah habis angan-angannya maka Allah berfirman kepadanya: “Dia itu milikmu dan
ditambah lagi sepuluh kali lipatnya.” Nabi bersabda: “Kemudian ia masuk
rumahnya dan masuklah menemuinya dua biadadari surga, lalu keduanya berkata:
Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkanmu untuk kami dan yang
menghidupkan kami untukmu. Lalu laki-laki itu berkata: “Tidak ada seorangpun
yang dianugerahi seperti yang dianugerahkan kepadaku.” (HR. Muslim: 417)
2. Hadits
Anas Rodiallohu 'anhu :
« إِنَّ الْحُورَ الْعِينَ لَتُغَنينَ فِي الْجَنَّةِ يَقُلْنَ:
نَحْنُ الْحُورُ الْحِسَانِ خُبئْنَا لأَزْوَاجٍ كِرَامٍ »
“Sesungguhnya
bidadari nanti akan bernyanyi di surga: Kami para bidadari cantik disembuyikan
khusus untuk suami-suami yang mulia.” (Shahih al-Jami’: 1602)
3. Hadits
Abu Hurairah Rodiallohu 'anhu :
« إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ
الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ. وَالَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ
دُرِّيَ، فِي السَّمَاءِ، إِضَاءةً. لاَ يَبُولُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ
يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَتْفِلُونَ. أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ. وَرَشْحُهُمُ
الْمِسْكُ. وَمَجَامِرُهُمُ الألُوَّةُ. وَأَزْوَاجُهُمُ الْحُورُ الْعِينُ.
أَخْلاَقُهُمْ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ. عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ.
سِتُّونَ ذِرَاعاً، فِي السَّمَاءِ ».
“Sesungguhnya
kelompok pertama yang masuk surga adalah seperti rupa bulan di malam purnama.
Berikutnya adalah seperti binang yang paling terang sinarnya di langit. Mereka
tidak buang air kecil, tidak buang air besar, dan tidak meludah. Sisir mereka
dari emas, minyak mereka adalah misik, asapannya adalah kayu gaharu, pasangan
mereka adalah bidadari, akhlak mereka seperti akhlak satu orang. Bentuk (postur
tubuh) mereka seperti Nabi Adam as; 60 lengan di langit.” (Bukhari, Muslim dll.
Al-Jami’ al-Shaghir: 3778, Shahih al-Jami’: 2015)
4. Hadits
Abdullah ibnu Mas’ud Rodiallohu 'anhu :
« أَوَّلُ
زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ ضَوْءُ الْقَمَرِ لَيْلَةَ
الْبَدْرِ، وَالْزُّمْرَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَوْنِ أَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُريَ فِي
السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، عَلَى كُل
زَوْجَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ لُحُومِهِمَا
وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ الأَحْمَرُ فِي الزُّجَاجَةِ الْبَيْضَاءِ
»
“Kelompok pertama kali yang
masuk surga, seolah wajah mereka cahaya rembulan di malam purnama. Kelompok
kedua seperti bintang kejora yang terbaik di langit. Bagi setiap orang dari
ahli surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan.
Sumsum kakinya dapat terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana
minuman merah dapat dilihat di gelas putih.” (HR. Thabrani dengan sanad shahih,
dan Baihaqi dengan sanad hasan. Hadits hasan, shahih lighairi: Shahih
al-Targhib: 3745)
Dalam
lafazh Tirmidzi:
« وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوْقِهِمَا
منْ وَرَاءِ الَّلحْمِ مِنَ الْحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ
قُلُوبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحونَ الله بُكْرَةً وَعَشِيَّا » .
“Masing-masing
mendapat dua bidadari, sumsum kakinya dapat dilihat dari balik daging karena
begitu cantiknya, tidak ada perselisihan di antara mereka, dan tidak ada saling
benci di hati mereka. Hati mereka seperti hati satu orang, mereka semua
bertasbih kepada Allah pagi dan sore.”
5. Hadits
al-Miqdam Ibn Ma’di Karib Rodiallohu 'anhu :
« لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سَبْعُ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ فِي
أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيَرَىٰ مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُحَلَّىٰ
حُلَّةَ الإِيمَانِ، وَيُزَوجُ اثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ
الْعِينِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ
الأَكْبَرِ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ، الْيَاقُوتَةُ مِنْهُ
خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَيَشْفَعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَاناً مِنْ
أَهْلِ بَيْتِهِ »
“Orang yang mati syahid
memiliki 7 [yang benar 8] keistimewaan di sisi Allah: (1) diampuni dosanya di
awal kucuran darahnya, (2) melihat tempat duduknya dari surga, (3) dihiasi
dengan perhiasan iman, (4) dinikahkan dengan 72 bidadari surga, (5) diamankan
dari adzab kubur, (6) aman dari goncangan dahsyat di hari qiamat, (7)
diletakkan di atas kepalanya mahkota kewibawaan; satu permata dari padanya lebih
baik dari pada dunia seisinya, (8) memberi syafaat kepada 70 orang dari
kerabatnya.” (Ahmad, Tirmidzi dan Baihaqi. Silsilah al-Shahihah: 3213, Shahih
al-Jami’: 5182)
6. Hadits
Mu’adz ibn Anas Rodiallohu 'anhu ;
« مَنْ
كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّه سُبْحَانَهُ
عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُورِ الْعينِ مَا شَاءَ ».
“Barangsiapa
mampu menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah
memanggilnya di hadapan para makhluk hingga Dia memberikan hak untuk memilih
yang ia suka dari bidadari.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits hasan.
Lihat Shahih al-Jami’: 6518)
7.
Hadits Mu’adz t;
« لاَ تُؤْذِي امْرَأةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا. إِلاَّ قَالَتْ
زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ: لاَ تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ الله، فَإِنَّمَا
هُوَ عِنْدَك دَخِيلٌ يُوشِكَ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا »
“Tidak
ada seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia melainkan bidadari yang
menjadi pasangannya berkata: "Jangan engkau sakiti dia -semoga Allah
melaknatmu- sesungguhnya ia hanyalah bertamu (di rumahmu), hampir saja ia
berpisah meninggalkanmu menuju kami.” (Shahih al-Jami’: 7192)
Imam
Ibnul Qoyyim berkata:
"Jika
anda bertanya tentang mempelai wanita dan istri-istri penduduk surga, maka mereka
adalah gadis-gadis remaja yang montok dan sebaya. Pada diri mereka mengalir
darah muda, pipi mereka halus dan segar bagaikan bunga dan apel, dada mereka
kencang dan bundar bagai delima, gigi mereka bagaikan intan mutu manikam,
keindahan dan kelembutan mereka selalu menjadi kerubutan.
Elok
wajahnya bagaikan terangnya matahari, kilauan cahaya terpancar dari
gigi-giginya dikala tersenyum. Jika anda dapatkan cintanya, maka katakan semau
anda tentang dua cinta yang bertaut. Jika anda mengajaknya berbincang (tentu
anda begitu berbunga), bagaimana pula rasanya jika pembicaraan itu antara dua
kekasih (yang penuh rayu, canda dan pujian). Keindahan wajahnya terlihat
sepenuh pipi, seakan-akan anda melihat ke cermin yang bersih mengkilat
(maksudnya, menggambarkan persamaan antara keindahan paras bidadari dengan
cermin yang bersih berkilau setelah dicuci dan dibersihkan, sehingga tampak
jelas keindahan dan kecantikan). Bagian dalam betisnya bisa terlihat dari luar,
seakan tidak terhalangi oleh kulit, tulang maupun perhiasannya.
Andaikan
ia tampil (muncul) di dunia, niscaya seisi bumi dari barat hingga timur akan
mencium wanginya, dan setiap lisan makhluk hidup akan mengucapkan tahlil,
tasbih, dan takbir karena terperangah dan terpesona. Dan niscaya antara dua
ufuk akan menjadi indah berseri berhias dengannya. Setiap mata akan menjadi
buta, sinar mentari akan pudar sebagaimana matahari mengalahkan sinar bintang.
Pasti semua yang melihatnya di seluruh muka bumi akan beriman kepada Allah Yang
Maha hidup lagi Maha Qayyum (Tegak lagi Menegakkan). Kerudung di kepalanya
lebih baik daripada dunia seisinya. Hasratnya terhadap suami melebihi semua
keinginan dan cita-citanya. Tiada hari berlalu melainkan akan semakin menambah
keindahan dan kecantikan dirinya. Tiada jarak yang ditempuh melainkan semakin
menambah rasa cinta dan hasratnya. Bidadari adalah gadis yang dibebaskan dari
kehamilan, melahirkan, haidh dan nifas, disucikan dari ingus, ludah, air seni,
dan air tinja, serta semua kotoran.
Masa
remajanya tidak akan sirna, keindahan pakaiannya tidak akan usang,
kecantikannya tidak akan memudar, hasrat dan nafsunya tidak akan melemah,
pandangan matanya hanya tertuju kepada suami, sekali-kali tidak menginginkan
yang lain. Begitu pula suami akan selalu tertuju padanya. Bidadarinya adalah
puncak dari angan-angan dan nafsunya. Jika ia melihat kepadanya, maka
bidadarinya akan membahagiakan dirinya. Jika ia minta kepadanya pasti akan
dituruti. Apabila ia tidak di tempat, maka ia akan menjaganya. Suaminya
senantiasa dalam dirinya, di manapun berada. Suaminya adalah puncak dari
angan-angan dan rasa damainya.
Di
samping itu, bidadari ini tidak pernah dijamah sebelumnya, baik oleh bangsa
manusia maupun bangsa jin. Setiap kali suami memandangnya maka rasa senang dan
suka cita akan memenuhi rongga dadanya. Setiap kali ia ajak bicara maka
keindahan intan mutu manikam akan memenuhi pendengarannya. Jika ia muncul maka
seisi istana dan tiap kamar di dalamnya akan dipenuhi cahaya.
Jika anda
bertanya tentang usianya, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya dan
sedang ranum-ranumnya.
Jika anda
bertanya tentang keelokan wajahnya, maka apakah anda telah melihat eloknya
matahari dan bulan?!
Jika anda
bertanya tentang hitam matanya, maka ia adalah sebaik-baik yang anda saksikan,
mata yang putih bersih dengan bulatan hitam bola mata yang begitu pekat
menawan.
Jika anda
bertanya tentang bentuk fisiknya, maka apakah anda pernah melihat ranting pohon
yang paling indah yang pernah anda temukan?
Jika anda
bertanya tentang warna kulitnya, maka cerahnya bagaikan batu rubi dan marjan.
Jika anda
bertanya tentang elok budinya, maka mereka adalah gadis-gadis yang sangat baik
penuh kebajikan, yang menggabungkan antara keindahan wajah dan kesopanan. Maka
merekapun dianugerahi kecantikan luar dan dalam. Mereka adalah kebahagiaan jiwa
dan penghias mata.
Jika anda
bertanya tentang baiknya pergaulan dan pelayanan mereka, maka tidak ada lagi
kelezatan selainnya. Mereka adalah gadis-gadis yang sangat dicintai suami
karena kebaktian dan pelayanannya yang paripurna, yang hidup seirama dengan
suami penuh pesona harmoni dan asmara .
Apa yang
anda katakan apabila seorang gadis tertawa di depan suaminya maka sorga yang
indah itu menjadi bersinar? Apabila ia berpindah dari satu istana ke istana
lainnya, anda akan mengatakan: "Ini matahari yang berpindah-pindah di
antara garis edarnya." Apabila ia bercanda, kejar mengejar dengan suami,
duhai… alangkah indahnya…!! (dari kitab Hadil Arwah Ila Biladil Afrah
(h.359-360) (Faiz)*
Comments
Post a Comment